[22/2 13:14] Puri Fitriani: Yg buat aq terasa improve banget tuuuuh... Level 10 bikin dongeng..
Nah ini baru aq bisa stlh "dipaksa" di kelas bunsay
[22/2 13:16] Puri Fitriani: Tapi stlh aq jd guru skrg..
Aku jd paham big picture nya knp alloh cemplungin aq di iip
[22/2 13:16] Puri Fitriani: Klo aq jugujug jd guru tanpa nyemplung di bunsay... Walhasil aq pasti kewalahan bgt urusan administrasi di sekolah
[22/2 13:20] Puri Fitriani: Ngerjain t10 dr awal thn lalu trnyt ngelatih aku utk nulis lagi.
Melatih bikin report kegiatan
Sdkt byk Ngelatih lg plan n manajerial
Mayan jd melek teknologi minimal gdocs
Ngelatih bagi waktu antara ngerjain tantangan n bikin report nya
Ngelatih lbh teratur dg jdwl
Itu yg aq dpt..
Seolah sebelum alloh ksh aq kerjaan jd guru..
Alloh persiapkan aku dulu utk terjun ke dunia kerja dg berlatih di t10 bunsay
[22/2 13:21] Puri Fitriani: Dr sblmnya yg 11 thn vakum di rumah semau gw cara kerja ku handle rumah..
Ga pny patokan aturan wkt.. Yg penting kerjaan beres
[22/2 13:22] Puri Fitriani: Jd walau scr ilmu buat aq nambahnya ga terlalu signifikan bgt...
Tp di tataran praktikal aq sangat sangat sangaaaat bersyukur kecemplung di bunsay
[22/2 13:23] Puri Fitriani: Bikin2 laporan jg kyk membangunkan jiwa "nulisku" yg lama tidur..
Eh trnyt itu cara alloh persiapkan aq utk terjun di dunia yg lain
Dunia blogger profesional yg dpt fee utk posting tulisan di blog n sosmed
[22/2 13:24] Kurmiyati Iip: Batokallah buat semua nya mi..
###
Penggalan chat saya dengan teteh Kurmiyati Hafidz di atas adalah sekilas aliran rasa yang saya rasakan selama lebih dari satu tahun bergabung dan belajar dengan IIP.
Jika bicara tentang rasa yang saya rasakan untuk IIP mau tak mau akan membawa saya memutar waktu puluhan tahun ke belakang.
Everything happens for a reason.
Itu adalah yang saya yakini selama ini. Semua kejadian, baik ataupun buruk, membawa kesenangan atau duka, membuat tersenyum atau menangis. Semua itu saya yakin telah ditakdirkan Alloh dengan suatu tujuan. Pasti ada hikmah di dalamnya.
Cuma ada dua sudut pandang yang berbeda untuk memaknai semua kejadian dalam hidup.
Mau menyesalinya atau mengambil hikmahnya.
Sebab penyesalan dan barokah itu memiliki kemiripan.
Datangnya sama-sama belakangan hehe..
Memutar waktu ke masa 25-30 tahun yang lampau.
Sejak kecil saya selalu bercita-cita jadi guru, bahkan di usia balita sekalipun.
Saat memasuki sekolah menengah pertama, saya baru mengenak pelajaran dan guru Bimbingan Konseling aka BK.
Dan sejak itu saya tahu. Bahwa saya ingin menjadi Guru BK.
Sepertinya enak sekali, hanya ngobrol-ngobrol saja dengan murid-murid.
Qodarullah, di usia remaja saya sudah memiliki anak, dan terus bertambah hingga lima orang. Di masa-masa paling produktif saat baru lulus kuliah, suami meminta saya berkarya di ranah domestik saja demi si buah hati #eaaaaa.
Kesibukan mengurus keluarga yang sempat menjadi beban untuk saya, akhirnya bisa sangaaaaat saya nikmati. Dan cita-cita mulia menjadi bugulu pun sempat terlupakan. Hilang dari benak dan otak saya.
Saat terciduk dicemplungkan seorang teman ke kelas matrikulasi IIP, saya sedang dalam fase menerima dan menikmati kehidupan ibu rumah tangga dasteran dengan semangat belajar membumbung tinggi.
Berlanjut ke fase Bunda Sayang yang sangat menantang.
I cant explain how much I enjoy all challenges.
Saya betul-betul menikmati setiap tantangan. Menikmati mengenal dan pertemanan dengan sahabat-sahabat baru. Menikmati arti baru makna kata "profesional" sebagai ibu rumah tangga.
Menikmati hidup saya "di dalam" rumah sendiri. Sebab saya merasakan, bahwa semua tantangan menuju pemenuhan aktualisasi diri yang dulu sempat saya cari di luar rumah, ternyata bisa saya temui dan dapatkan di dalam tanpa perlu keluar rumah.
Makin hilang lah angan dan bayangan berkarya di ranah publik dan cita-cita menjadi guru semakin kabur.
Hingga di bulan ke lima menjalani kelas Bunda Sayang, tak terduga datang tawaran menjadi guru BK, cita-cita seumur hidup yang sudah terlupakan.
Saat minta izin suami, ajaibnya, kali ini pak suami mengizinkan saya berkarier di ranah publik.
Setelah menjalani profesi guru, saya baru tahu bahwa menjadi guru BK tak sesimpel yang saya bayangkan. Ada sangaaaat banyak tantangan dari siswa maupun orangtua siswa. Terlebih lagi, pekerjaan seorang guru BK ternyata tak hanya ngobrol-ngobrol cantik saja dengan siswa hehe.
Ada buanyak laporan administrasi dan perkembangan siswa yang harus di-update setiap harinya..
Setelah menjadi guru....
Saya baru memahami apa maksud Alloh mencemplungkan saya di kelas matrikulasi dan Bunda Sayang IIP.
Ternyata...
Kelas Bunda Sayang adalah kawah candradimuka saya.
Tempat Alloh mempersiapkan saya
Tempat Alloh memantaskan diri saya
Tempat Alloh meng-upgrade kualitas diri saya
Sebelum Alloh mengabulkan doa dan cita-cita karier saya sejak kecil...
Menjadi seorang bugulu Bimbingan Konseling
0 komentar