Kebetulan saat itu kami membahas fenomena ketidaksetiaan kaum Adam pada pasangan sah-nya. Menurut kawan saya tercinta, sebut saja dia Mawar, hasil penelitian berpuluh tahun ternyata menunjukkan korelasi yang signifikan antara perilaku tidak setia seorang lelaki dengan kelekatannya dengan ibu kandungnya.
Seorang anak lelaki yang sejak kecil tidak/kurang memiliki kelekatan dengan sosok ibu, tidak merasakan "kehadiran" ibunda secara batin, maka saat dewasa sangat berpotensi tumbuh menjadi lelaki yang bermasalah dengan komitmen dan kesetiaan pada pasangan sah-nya.
Kenapa begitu?
Karena sejatinya, lelaki model ini mencari dan mencari sosok ibu "ideal" (menurut sudut pandangnya) dalam diri perempuan-perempuan yang didekatinya.
Jadi misalkan, sang lelaki dalam angannya mengharapkan memiliki sosok ibu ideal yang memiliki karakter A, B, C, D dan seterusnya....
Logikanya...
Tidak ada satu pun manusia sempurna di dunia ini.
Sehingga, sang lelaki mungkin merasa menemukan karakter A pada sosok si Anu
Mendapatkan karakter B dalam diri si Ina
Melihat karakter C dalam sikap si Ani
Dan seterusnya..
Comot-comot setial karakter yang diidamkan tersebar berserakan dalam diri beberapa orang wanita.
Untuk mengisi kekosongan tangki emosi akan kebutuhan untuk dekat secara batin dengan sang Ibunda.
Tak henti mencari-cari sosok ibu idaman dalam diri perempuan-perempuan yang seharusnya berfungsi dan berperan menjadi istrinya.
Pemaparan tersebut menyadarkan saya, untuk fokus membangun bonding sebaik mungkin dengan anak-anak saya...
Helloooowww..
I have four boys waiting to grow up
Im counting days they become men, husbands..
And dads..
Saya tak ingin para lelaki saya "menderita" seumur hidup.
Menghabiskan masa dewasa untuk mencari dan mencari sosok "ibu idaman" dalam diri wanita-wanita yang seharusnya menjadi istri mereka.
Saya ingin para lelaki saya merasakan kehadiran saya dalam hati mereka, dalam batin mereka. Membalungsumsum dalam diri mereka.
Sehingga mereka tahu...
Kapan pun mereka butuh ibu..
Kapan pun mereka mencari ibu..
Mereka selalu bisa datang pada saya..
Selamanya..
Till death do us part for a while
Then hopefully we'll meet in jannah
Itulah yang membuat saya sebisa mungkin semampunya...
Di tengah kesibukan si sulung dan si kedua yang makin riweuh..
Setiap senja menjelang magrib,
Meluangkan waktu untuk bertukar cerita, mendengar celoteh dua abege brondong saya.
Keruntelan bertiga di kamar saya..
Terkadang menangis bersama.
Lebih sering tertawa terbahak.
Time flies
Rasanya baru kemarin saya menyuapi dan mengganti popok mereka...
Menggendong mereka kemana pun.
Sekarang ganti mereka yang menggendong saya kala diri ini lelah jogging wkwkkwkw
Jadi kenapa hal ini penting bagi fitrah seksualitas?
Karena kesetiaan pada pasangan adalah salah satu kunci keharmonisan pasutri.
Dan keharmonisan pasutri adalah landasan fundamental bagi berfungsinya peran profesional sebagai ayah dan ibu
Ayah dan ibu yang profesional adalah dasar penting bagi penanaman fitrah seksualitas pada anak.
Jadi, sebagai ibu saya punya "hutang besar" pada mantu dan cucu saya di masa depan. Hutang untuk menjadi ibu yang "hadir sepenuhnya" bagi para lelaki saya. Agar mereka dapat berperan profesional sebagai suami dan ayah di masa depan.
#Tantangan10Hari
#Level11
#KuliahBunsayIIP
#MembangkitkanFitrahSeksualitasAnak
#AliranRasa
0 komentar