Senin, 04 Desember 2017

UAS OH UAS

Sudah seminggu ini, setiap hari Ines berkunjung ke UKS sekolah. Ada saja obat yang dimintanya pada Bu Reni, guru pengawas UKS. Entah itu hanya minyak kayu putih untuk menghangatkan tangan dan perut. Atau pereda nyeri untuk meringankan pusing. Sekali waktu juga minta obat maag karena perut melilit. Obat diare pun tak ketinggalan dimintanya.

Bukan hanya UKS, toilet sekolah pun menjadi salah satu tempat favoritnya seminggu terakhir ini. Andai bisa bersuara, mungkin toilet sekolah akan berkata bosan dikunjungi Ines sehari 5x macam sholat wajib lima waktu.

Bu Reni pun mengernyit bingung setiap kali melihat Ines masuk UKS. "Kenapa lagi Ines? Kamu sebetulnya kenapa akhir-akhir ini kok langganan ke UKS?"

"Gak tahu Bu... Saya selalu seperti ini setiap kali mau UTS atau UAS." jawab Ines.
"Ohya?!!! Sakit-sakitan begini tiap jelang ujian?"
Tanya Bu Reni takjub.

"Iya Bu..."
"Sakit apa saja yang dirasakan tuh Nes?" sambung Bu Reni
"Ya seperti ini Bu.. Tangan keringatan terus, jantung saya dag dig dug terus, seperti lebih cepat detaknya. Sering pusing. Perut melilit karena maag. Buang-buang air besar. Susah tidur, gelisah terus rasanya..." keluh Ines lesu.

"Kamu takut ya menghadapi UAS minggu depan?" ujar Bu Reni lembut
"Iyaaa Buuu...." rengek Ines
"Apa yang ditakutkan? Nilai kamu toh aman-aman aja kayaknya.." kata Bu Reni bingung.
"Takut saya gak bisa kerjain. Takut saya lupa rumus dan materi. Takut nilai saya jelek." Ines menjelaskan
"Kamu sudah mulai nyicil belajar dari sekarang kan untuk UAS minggu depan?"
"Sudah dong Bu.. Mama saya tiap hari di rumah selalu mengingatkan belajar dan latihan soal untuk persiapan UAS." jawab Ines mantab.

Bu Reni terlihat merenung sesaat sebelum berkata  "Hmmmm..... Nanti pulang sekolah bisa ga kamu mampir kesini lagi sebentar aja sebelum kamu pulang?"
"Bisa Bu... Baik, nanti saya kesini lagi." janji Ines

Saat bel waktunya pulang sekolah berdering, Ines bergegas menuju UKS untuk memenuhi janjinya pada Bu Reni.
Ketika Ines melangkah masuk ke dalam UKS, ternyata bukan hanya Bu Reni yang menunggunya. Tetapi ada juga Dinda dan Ganez.
"Hai Ines... Ayo sini kita ngobrol sebentar. Sembari nunggu Yudha dan Gia datang ya.." sambut Bu Reni ramah.

Tak lama menunggu, Yudha dan Gia pun bergabung dengan mereka. Semua duduk melingkar di lantai UKS. Bu Reni memegang karton dan spidol untuk menulis.

"Baik, semua sudah lengkap. Saya minta kalian berkumpul disini sebentar saja, karena saya ingin tahu, apa sih pendapat kalian tentang UAS dan UTS. Semacam survey iseng kecil-kecilan saja. Saya mau dengar dari Dinda dulu, lalu Ganez. Setelah itu Yudha dan Gia ya. Terakhir baru Ines." Bu Reni menjelaskan.

Dan satu per satu murid pun memberikan pendapat.

Kata Dinda: "UAS dan UTS itu ya sama saja kok kalau untuk saya. Gak ada bedanya dengan latihan soal sehari-hari dan PR. Hanya jumlah soalnya aja yang lebih banyak."

Menurut Ganez: "UAS itu ujian aku senang.. Ya dibikin senang aja. Seperti kata Dinda. Sama aja lah seperti latihan soal tiap hari. Saya juga gak pernah ada persiapan khusus atau belajar extra untuk UAS. Apa bedanya? Tiap hari juga biasa kan ngerjain soal latihan... Cuma ada kartu ujiannya aja kan. Dan ruang kelasnya dicamput dengan adik atau kakak kelas. Gitu aja. Malah enak bisa kenalan dan ngobrol-ngobrol sama adik atau kakak kelas."

Pendapat Yudha: "UAS itu ujian asal selowww.. Saya senang bangeeet kalau UAS atau UTS. Karena bawa buku cuma sedikit. Jadi tas ga berat. Enak karena masuk sekolahnya jadi sedikit lebih siang dari pada biasanya. Yang paling asyik... Kalau UAS atau UTS ituuu kita pasti pulang sekolah lebih cepat dari biasanya.. Bisa cepat pulang ke rumah dan santai-santai tidur siang hahaha.."
Jawaban Yudha sontak disambut gemuruh tawa teman-temannya. Sekaligus juga diamini dan disetujui oleh yang lain.

Nah kalau kata Gia: "UAS dan UTS sih ga perlu persiapan belajar khusus yang bikin capek otak dan malah bikin stress atau tegang. Gak perlu extra buka buku nanti malah tegang kepikiran ntar dapat nilai berapa ya, bisa gak ya... Malah gak masuk nanti pelajarannya. Buku saya adalah seluruh lingkungan di sekitar saya. Bukan sekedar tumpukan kertas tebal yang dibaca sampai mata capek. Kalau gak terlalu sibuk belajar, dapat nilai berapa pun saya jadi lebih bisa mensyukuri nilai yang saya dapat. Berapa pun itu. Ya berarti segitu lah rejeki saya dari Allah.

Tapi kalau saya terlalu forsir belajar, kayaknya malah jadi susah bersyukur dengan nilai yang saya dapat. karena sepertinya malah jadi terlalu bergantung pada kemampuan diri sendiri, terlalu yakin pada diri sendiri. Jadi lupa bahwa nilai ulangan yang saya dapat pun adalah rejeki dari Allah.

yang mungkin sudah ditulis qodarnya oleh Allah 50 ribu tahun sebelum bumi diciptakan."

Saat tiba giliran Ines mengutarakan pendapat, Ines bingung harus berkata apa. Semua pendapat teman-temannya tentang ujian adalah sudut pandang baru yang belum pernah terpikir olehnya.

Saat Ines hanya diam tak bersuara, Bu Reni seolah memahami. Berterimakasih pada Dinda, Ganez, Yudha dan Gia yang sudah meluangkan waktu, lalu mempersilahkan mereka semua untuk pulang.

Ines menjadi orang terakhir yang melangkah keluar pintu UKS. Bu Reni menggamit tangannya, dan memberikan gulungan karton.
"Ini saya tuliskan rangkuman pendapat teman-teman tadi disini. Ini untuk kamu. Semoga bisa membantu kamu lebih tenang menghadapi ujian ya..."

Ines tersenyum lebar dan berterimakasih. Dan mendadak langkah Ines menuju rumah menjadi sangat ringan.

#################

Ide cerita kali ini terinspirasi dari diskusi panjang hari ini tentang UAS di salah satu grup wa parenting. Tentang persiapan ortu menyikapi dan membantu anak-anak mereka menghadapi UAS yang sedang berlangsung di banyak sekolah.

Kekhawatiran Ines adalah pengalaman pribadi nyata dari salah satu teman sesama member grup parenting asuhan Abah Ihsan.

Pembahasan UAS sejak pagi, membuat saya tertarik ingin mengetahui pendapat 5R tentang UAS.
Jadilah saat 1821 petang tadi, saya memancing ingin tahu pendapat dan perasaan anak-anak saya di rumah berkaitan dengan UAS.

Pendapat tokoh Dinda dalam cerita di atas, adalah sudut pandang Azza (11th) terhadap UAS.

Apa yang dikatakan tokoh Ganez, merupakan pendapat Ai (12th) tentang UAS.

Opini tokoh Yudha dan Gia dalam kisah di atas, mewakili cara berpikir Roha(15th) dan Rhuma (16th) terhadap UAS.

Sementara jawaban Rihal(8th) saat ditanya pendapatnya tentang UAS, adalah: "Emang beda ya UAS sama belajar biasa? Kan sama-sama masuk sekolah. sama-sama ngerjain soal.... Eh Iya beda deh. Kalau UAS UTS kerjain soalnya di kertas ulangan. Kalau biasanya kerjainnya di buku tulis."

Eaaaaaaaaaaa

#Tantangan10Hari
#Level10
#KuliahBunsayIIP
#grabYourImagination
#day3
Load disqus comments

0 komentar

Designed By Risa Hananti. Diberdayakan oleh Blogger.