Vocab baru nih untuk saya.
Kalau bukan karena kesempatan emas menghadiri diskusi edukasi kesehatan yang diprakarsai oleh Pharos Indonesia beberapa waktu yang lalu, mungkin saya tak akan pernah tahu bahwa ada kosakata albumin di muka bumi ini.
Berhubung saya adalah emakirit, jadi saya perlu kali ya jelaskan panjang lebar pengertian albumin secara ilmiah. Kalau ada yang kepo, monggo ke wikipedia untuk tahu penjabaran medisnya.
Penjelasan irit kata untuk mendeskripsikan albumin itu apa siiiih?
Intinya sih albumin itu adalah bagian dari darah yang tugasnya semacam feeder busway lah. Jadi si albumin tea yang perannya dalam darah berfungsi untuk mengangkut nutrisi dan gizi yang masuk ke tubuh manusia, lalu membawanya ngider keliling semua stasiun organ tubuh. Lalu nge-drop aneka nutrisi, vitamin de es be, de ka ka, de el el sesuai kebutuhan di tiap bagian tubuh manusia.
Nah jadi bisa dibayangkan seandainya tubuh kita kekurangan albumin. Cemana pulak itu semua gizi dan nutrisi yang kita konsumsi bisa terangkut menuju sasaran destinasinya? Pasti akan terhambat kan. Dan efeknya akan membuat tubuh kekurangan berbagai zat yang dibutuhkan untuk regenerasi dan pertumbuhan.
Karena itulah, seringkali orang yang sudah menjalankan pola hidup dan pola makan suehat dengan takaran gizi berimbang, tapi kok masih tetap mengidap penyakit ana ini itu anu... Ternyata karena semua zat baik yang dikonsumsi itu tidak terangkut paripurna ke seluruh tubuh. Beberapa kandungan makanan bisa jadi mengendap di beberapa bagian tubuh tertentu, beberapa nutrisi lain bisa jadi malah tak tercerna dan terbuang kembali melalui feses. Sebab kekurangan armada albumin yang seharusnya mengangkut mereka untuk diserap oleh bagian-bagian tubuh yang membutuhkan.
Sumber makanan yang mengandung albumin adalah protein seperti putih telur, daging, ikan, ayam. Namun menurut riset Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya, sumber albumin tertinggi terdapat pada ikan gabus. Kandungan albumin pada ikan gabus mencapai 6x lipat kadar albumin yang ada dalam sumber protein lain. Bahkan lebih tinggi daripada kandungan albumin yang dimiliki ikan salmon.
Nah masalahnyaaaa buat emak-emak macem saya nih, kepingin beli ikan gabus segar yang belum diproses jadi ikan asin tuh lumayan pake banget ya susahnya. Ikan gabus yang dijual di pasaran kan umumnya sudah berwujud ikan asin yeyyy... Padahal proses pengasinan tersebut sedikit banyak merubah bahkan merusak kandungan gizi yang terdapat dalam ikan gabus.
Lalu bagaimana dong caranya agar para emak bisa memenuhi kebutuhan albumin untuk keluarga?
Pharos Indonesia mencoba memberi solusi praktis bagi keluarga Indonesia yang lebih sehat. Yaitu dengan mempersembahkan suplemen ektrak ikan gabus, ALBUSMIN !
Biasanya nih, saya termasuk orang yang paling menghindari aneka obat dan suplemen kimiawi. Tapi Albusmin diolah secara alami dari ikan gabus pilihan organik. Suplai ikan gabus diperoleh melalui koperasi rakyat yang bekerja sama dengan peternak-peternak lokal. Sehingga turut berperan mensejahterakan kehidupan rakyat.
Bahkan di kemasannya pun terlabel JAMU, bukan suplemen.
Secara saya termasuk mahmud rasa jadul yang lebih percaya khasiat herbal dan jamu tradisional ketimbang obat kimiawi modern, maka Albusmin ini bisa jadi akan menjadi pilihan pertama saya untuk konsumsi penambah albumin, ketimbang suplemen sejenis lainnya.
0 komentar