Minggu, 09 Oktober 2022
Sabtu, 18 Juni 2022
Tips Pakaian Kerja Bebas Asap Rokok
“Miy… Itu baju-baju Roha bau rokok deh… coba kamu cek, dia masih merokok apa gimana itu.”
Pesan Pak Suami suatu hari. Mungkin terkesan lebay bagi orang lain, namun bagi kami perkara rokok bukan masalah sepele. Rumah kami bebas asap roko, karena bagi kami merokok adalah salah satu dosa besar dalam keluarga hehe.
Bukan tanpa alasan tentunya. Dari sisi saya, keluarga besar saya nyaris tak mengenal rokok. Ayah saya (aka Eyang-nya anak-anak) tidak merokok, pun demikian dengan adik-adik kandung saya. Sementara dari sisi suami, Ayahnya mantan perokok berat yang kemudian kurang beruntung karena selama belasan tahun digerogoti penyakit sebagai imbas dari konsumsi rokok selama bertahun-tahun. Dan Pak Suami sendiri tidak lagi merokok jauh sebelum kami menikah.
Memiliki empat anak lelaki tentunya membuat topik rokok menjadi salah satu agenda pembicaraan wajib dalam diskusi keluarga. Beragam cara dan upaya kami lakukan untuk menjauhkan anak-anak dari godaan batang rokok yang terkutuk.
Rhuma, si sulung insyaallah dapat dipastikan hingga di usianya 21 tahun saat ini tidak pernah bersentuhan rokok dengan sengaja. Sejak memasuki usia remaja mindset-nya sudah terbentuk bahwa, “Merokok dan pacaran adalah kebodohan laki-laki nan hakiki. Sebab keduanya hanya membuang uang tanpa manfaat.”
Di masa kelas 7 SMP ia bahkan lebih memilih keluar dari ekskul favoritnya (futsal) demi menjauhi asap rokok karena hampir semua teman sekolahnya menggemari merokok bersama seusai latihan rutin.
Tak demikian dengan kedua adiknya yang memiliki rasa penasaran level dewa terhadap batangan tembakau tersebut. Anak kedua dan ketiga saya selama beberapa masa di awal remaja sempat mencicipi rokok karena tergoda lingkup pergaulan walau masih pada taraf penasaran dan tidak menjadi kebiasaan serta kebutuhan.
Berbagai upaya dan doa kami panjatkan agar kedua anak itu dapat lepas total dari rokok. Bersyukur sudah beberapa tahun terakhir ini keduanya tak lagi bersinggungan dengan rokok.
Hingga beberapa waktu lalu mulai muncul kembali aroma-aroma khas tembakau dari baju-baju Roha, terutama setelah ia pulang kerja. Sebagai pribadi dewasa, saat ini anak kedua saya itu telah bekerja di salah satu perusahaan berbasis teknologi.
Permintaan Pak Suami membuat saya pelan-pelan mengorek keterangan dari Roha perihal aroma tembakau yang mulai mengganggu penciuman warga rumah.
Menurut keterangan Roha, ia bersumpah bahwa tak pernah lagi menyentuh batang tembakau itu lagi. Namun rekan-rekan kerja di kantor rata-rata adalah perokok, dan tak semua ruang di kantor adalah ruang berpendingin yang bebas rokok. Atas permintaan para karyawan yang mayoritas perokok, maka beberapa ruangan memang dirancang tanpa pendingin ruangan agar mereka bisa merokok. Dan Roha tak selamanya bisa menempatkan diri dalam ruang ber-AC agar terbebas dari paparan asap rokok.
Sebagai perusahaan yang bergerak di industri kreatif, seringkali bahkan rapat digelar di ruangan santai dalam suasana ringan sembari ngopi dan ngerokok. Pada momen seperti itu tentu Roha tak dapat menghindar dari asap rokok.
“Coba aja deh Umiy cek nafasku, bau rokok gak? Kalau aku merokok kan pasti mulut dan nafasku juga bau rokok dong Miy.. ini kan cuma bajuku aja. Ruangannya gak terlalu gede, kan Umiy sudah pernah datang ke kantor ku, cuma ruko gitu kan. Kalau udah ngumpul pada ngerokok memang parah banget Miy baunya… Aku udah coba cara ini-itu waktu nyuci supaya baunya hilang total. Tapi kadang masih suka nyisa juga.”
Akhirnya selama beberapa waktu kami pun mencoba googling beragam tips menghilangkan aroma asap rokok pada pakaian. Bukan hanya perkara aroma saja ternyata, hasil penelusuran kami menyebutkan bahwa banyak akibat kesehatan lain yang timbul dari asap rokok yang menempel di pakaian.
Berbeda dengan perokok pasif atau secondhand smoker yang menghirup asap rokok secara langsung di udara, perokok pihak ketiga atau third hand smoker adalah seseorang yang terkena zat sisa asap rokok yang menempel di permukaan benda di sekitarnya.
Dampaknya terhadap kesehatan
1. Risiko penyakit kanker
Seperti paparan zat karsinogen pada umumnya, perokok pihak ketiga juga berisiko terkena kanker apabila berada di lingkungan yang terdapat zat sisa asap rokok dalam waktu yang lama.
Penelitian oleh ahli biokimia bernama Hang pada tahun 2013 menunjukkan dampak paparan third hand smokers yang tertinggal di lingkungan dapat menyebabkan terjadinya kerusakan sel hingga DNA.
Rusaknya rantai DNA dalam sel akibat paparan zat dari sisa asap rokok dapat menyebabkan sel bermutasi menjadi sel kanker.
2. Kerusakan organ dalam tubuh
Tidak hanya kerusakan sel yang berakibat terhadap tumbuhnya sel kanker, sisa zat rokok juga berpotensi menyebabkan kerusakan pada sistem kardiovaskuler dan organ liver.
Penelitian oleh Martins-Green pada tahun 2014 menunjukkan bahwa dampak paparan third hand smoker di antaranya:
Terjadi peningkatan sel lemak tubuh dan kerusakan pada liver akibat peningkatan kadar lemak
Paparan zat sisa rokok memicu inflamasi paru yang dapat berakibat pada penyakit paru obstruksi kronis (PPOK) dan asma, serta menghambat penyembuhan luka pada permukaan kulit
3. Risiko diabetes tipe 2
Diabetes tipe 2 merupakan kondisi apabila terjadi resistensi insulin sehingga menghambat penggunaan glukosa dalam tubuh. Hal ini salah satunya dipengaruhi oleh tekanan oksidatif.
Menurut Martins-Green, berdasarkan hasil penelitiannya, paparan zat dari sisa asap rokok dapat menyebabkan peningkatan tekanan oksidatif sehingga dapat memicu dan memperburuk resistensi insulin dan menyebabkan diabetes tipe 2.
Beberapa tips menghilangkan asap rokok dari pakaian pun dicoba. Roha merasa cukup sreg menggunakan garam dapur untuk mencuci pakaiannya. Ohya FYI, semua anggota keluarga kami (hingga anak terkecil yang masih SD) memang mencuci pakaian kami masing-masing sesuai dengan jadwal yang disepakati bersama dalam musyawarah keluarga.
Roha membaca salah satu referensi bahwa salah satu kunci mencuci bersih pada layanan binatu adalah dengan mencampurkan garam dan baking soda ke dalam air cucian baju. Dengan menambahkan garam, Roha memang merasa pakaiannya menjadi lebih bersih. Hal ini membuatnya mengurangi penggunaan deterjen sebab menurutnya, “Kalau banyak deterjen tuh busanya juga banyak banget… susah menghilangkan busanya dengan total. Boros air jadinya. Aku lebih suka busa gak terlalu banyak. Kalau gak pakai garam rasanya kurnag bersih jika deterjennya cuma sedikit.”
Namun kemudian masalah baru pun muncul, pengurangan deterjen terkadang membuat pakaian menjadi kurang harum, sehingga terkadang aroma asap rokok masih tertangkap penciuman. Setelah mencoba beberapa cara, akhirnya masalah asap rokok menempel di pakaian kerja ini teratasi dengan berkat pelembut pakaian sekaligus pewangi pakaian terbaik: Molto Korean Strawberry
Sunlight Extra Korean Strawberry
Bersihkan Lemak dengan Kesegaran Korean Strawberry
#WANGINYABIKINJATUHCINTA
Tangguh bersihkan lemak membandel dengan ekstrak jeruk nipis
asli
Wangi Korean Strawberry yang menyegarkan
Piring bersih, kesat dan makin segar
Harga hanya Rp13,500!
Superpell Korean Strawberry
#WANGINYABIKINJATUHCINTA
Wangi menyegarkan terinspirasi dari kemewahan Korean
Strawberry
Wangi tahan lama hingga 8 jam
Teknologi power clean yang membuat lantai kilau higienis
maksimal
Lantai bersih higienis dan wangi Korean Strawberry
RINSO KOREAN STRAWBERRY POWDER 700 G
8 Keunggulan Rinso Bubuk:
1. Hilangkan bau tak sedap & bau apek pada pakaian 2.
Hilangkan noda hanya 1x kucek
3. Jaga warna pakaian tetap cemerlang
4. Surfaktan mudah terurai
5. Mengandung ekstra pelembut, membuat serat kain lembut
& halus 6. Lembut & tidak panas di tangan
7. Wangi Molto tahan lama hingga 21 hari
8. 99.99% efektif bunuh bakteri dan virus*
Produk tersebut bisa dibeli secara online di : E-commerce
(Tokopedia, JD.ID) & Supermarkets
Kamis, 03 Desember 2020
PAKAI BATIK TULIS, ANGKAT PERAN SOSIAL EKONOMIS PEREMPUAN
![]() |
Cakupan Kekerasan Berbasis Gender |
Berbicara tentang Kekerasan Berbasis Gender, tentunya tak lepas dari sosok kaum perempuan yang kerap menjadi pihak marjinal. Selama ini, kebanyakan menganggap bahwa kekerasan berbasis gender terhadap perempuan hanya meliputi tindak kekerasan seksual, dan kekerasan fisik. Namun ternyata menurut Maria Ulfah Anshor dari Komisioner Komnas Perempuan dalam sesi webinar Anti Kekerasan Berbasis Gender, definisi cakupan kekerasan berbasis gender pada perempuan juga meliputi kekerasan psikis, kekerasan sosial dan kekerasan ekonomi.
Dalam kultur masyarakat patriarki kita, kekerasan sosial dan ekonomi pada perempuan justru sering sekali terjadi. Berwujud pembatasan ruang gerak perempuan, terutama yang berstatus istri. Juga termasuk di dalamnya adalah terbatasnya ruang gerak perempuan untuk mandiri secara ekonomi. Padahal di sisi lain, perempuan yang tak menghasilkan nafkah sendiri pun kerap dilecehkan oleh keluarga suami, karena dianggap sebagai benalu.
Batik Tulis dan Perempuan
Selama berabad-abad, sesungguhnya bangsa kita memiliki budaya kearifan lokal yang cukup mampu mengangkat peran sosial dan ekonomis perempuan. Batik tulis, adalah salah satu kearifan lokal bangsa Indonesia yang sarat makna dan keindahan. Cara pembuatan batik tulis yang rumit bahkan diakui para pemerhati fashion dunia sebagai rangkaian proses yang sangat mahal harganya. Proses pembuatan batik tulis ini bahkan sudah diakui sebagai warisan dunia non bendawi.
Batik tulis identik dengan perempuan. Awalnya, hanya perempuan bangsawan dan priyayi yang memiliki keterampilan membatik ini sebagai wujud aktualisasi diri, ungkapan jiwa seni dan pemenuhan kebutuhan batin untuk menyalurkan hobi.
![]() |
Perajin batik perempuan-www.google.com |
Seiring waktu, keterampilan membatik meluas pada rakyat jelata yang kemudian berkembang menjadi sumber pemasukan bagi kaum perempuan. Perempuan di luar tembok keraton membuat batik tulis untuk mendapatkan penghasilan mandiri. Saat membuat batik pun, para perempuan ini kerap berkumpul bersama, sehingga proses pembuatan batik menjadi wujud sosialisasi produktif.
Tulis, Cap dan Print
Pamor batik tulis kini kian menurun dengan hadirnya batik cap dan batik printing. Anggapan umum yang menilai harga batik tulis sangat mahal, membuat batik cap dan batik printing dipandang sebagai solusi bagi penikmat batik dengan anggaran terbatas.
![]() |
Pembuatan batik cap oleh kaum pria - detiktravel.com |
![]() |
Mesin printing batik-www.google.com |
Namun tahukah, bahwa dengan membeli batik tulis berarti kita telah memberikan dukungan pada gerakan anti kekerasan berbasis gender?
![]() |
Pewarnaan batik tulis oleh kaum pria-www.google.com |
Hingga kini, batik tulis tetap diproduksi oleh kaum perempuan dalam proses melukis motif, dibantu tenaga pria saat proses pewarnaan. Sementara proses pembuatan batik cap lebih didominasi para pria. Sedangkan batik printing menggunakan mesin berteknologi yang cenderung menguntungkan kaum kapitalis.
Dengan setia membeli batik tulis, berarti kita memberi peluang para perempuan pembatik untuk dapat bersosialisasi lebih luas dan berdaya secara ekonomi.
Batik Tulis Mahal?
Batik tulis identik dengan kerumitan corak yang kemudian berimbas pada harga yang tidak murah. Anggapan ini tidak sepenuhnya salah. Namun kini para perajin batik tulis pun melakukan beragam inovasi agar biaya produksi dapat ditekan.
![]() |
Foto koleksi www.tokopedia.com |
Antara lain dengan merancang motif-motif batik yang lebih sederhana, dengan variasi warna cukup dua atau tiga macam warna dalam sehelai kain. Ide ini dapat memangkas tenaga dan durasi waktu pembuatan sehingga harga jual batik tulis pun lebih murah.
![]() |
Batik tulis Garut koleksi pribadi |
![]() |
Batik tulis Papua koleksi pribadi |
Motif minimalis ini juga terkesan lebih modern dan lebih mudah disukai oleh generasi milenial.
Karena itu, saya setia membeli batik tulis, sebagai salah satu bentuk dukungan bagi gerakan Anti Kekerasan Berbasis Gender.
Sabtu, 26 September 2020
MEMBANGUN KELUARGA PANCASILA MELALUI MUSYAWARAH KELUARGA
Musyawarah adalah warisan budaya asli bangsa Indonesia. Musyawarah juga menjadi bagian dari Pancasila yaitu implementasi dari sila keempat. Semua peraturan di rumah kami selalu berdasarkan kesepakatan bersama melalui forum musyawarah. Semua anggota keluarga bebas mengungkapkan keluhan, memberi pendapat saat musyawarah berlangsung. Dalam forum ini, kami bergotong royong untuk memecahkan bersama semua masalah yang dirasakan oleh seluruh anggota keluarga. Musyawarah ini juga sangat membantu untuk melatih kreativitas berpikir dan nalar kritis anak untuk mencari solusi masalah. Juga melatih menerima kebhinekaan pendapat dan perasaan.
Akhlak Mulia
Dalam tiap ajang musyawarah keluarga, kami selalu mengawali dengan berdoa. Lalu seluruh anggota keluarga hingga anak terkecil akan bergantian menjadi pimpinan musyawarah. Tiap anggota keluarga akan berlatih untuk memimpin dan dipimpin oleh yang lain. Juga belajar menempatkan diri sesuai porsi, misalnya saja bagaimana harus menurunkan ego saat musyawarah ternyata dipimpin oleh si adik yang berusia lebih muda.
Kebhinekaan
Misalnya saat ingin menentukan Proyek Keluarga yang akan kami lakukan bersama di masa pandemi ini. Saat musyawarah, semua anggota keluarga mengajukan usulan proyek masing-masing, dan proyek KAMUS PERASAAN yang kemudian disepakati sebagai proyek untuk dilaksanakan.
![]() |
Brainstorming ide keroyokan |
Bernalar Kritis
Kamus Perasaan adalah salah satu tools bagi anak-anak untuk dapat mengenali berbagai nuansa perasaan. Diharapkan dapat menjadi alat bantu untuk memahami perasaan diri sendiri adalah yang utama. Sebab perasaan penyebab nyaris semua perilaku dan perbuatan manusia. Mengenali dan mengerti perasaan sendiri dan orang lain juga akan menjadi modal dasar kemampuan berempati. Bagi saya, proyek ini sekaligus akan menjadi salah satu alat ukur, sejauh mana anak-anak mengenal dan memahami aneka rasa perasaan manusia.
Dalam proyek ini, Rihal mengajukan diri menjadi Direktur Proyek. Dan melalui musyawarah, seluruh anggota keluarga mendukung dan mengesahkan posisi Rihal sebagai direktur di proyek KAMUS PERASAAN.
Gotong Royong
Dan inilah susunan pejabat proyek KAMUS PERASAAN. Rihal (10th) menjabat sebagai Direktur. Bagian pembelian alat dan bahan adalah Roha (18th) dan Azza (13th). Persiapan logistik dilakukan oleh Ai (15th). Penentu letak penempatan kamus setelah jadi dilakukan oleh Rhuma (19th). Sekretaris proyek diemban oleh Umiy alias saya sendiri. Dan konten isi kamus menjadi tanggungjawab seluruh anggota keluarga.
![]() |
Kesimpulan hasil musyawarah |
Mandiri
Musyawarah teknis proyek KAMUS PERASAAN ini berlangsung seru dan sedikit menggelikan. Karena sidang musyawarah kali ini dipimpin oleh Rihal (anggota keluarga termuda) sebagai direktur proyek. Seluruh peserta musyawarah bebas mengajukan usulan tentang pejabat proyek, alat bahan yang dibutuhkan, atau spot peletakan kamus perasaan. Tapi semua keputusan akhir disahkan oleh Pak Direktur Rihal. Proyek ini menjadi ajang bagi Rihal untuk berlatih mandiri mengambil keputusan sendiri.
Hari H pelaksanaan sempat diawali dengan kisruh, Azza yang kecewa karena Roha melakukan tugas pembelian karton seorang diri tanpa mengikutsertakan dirinya, mengakibatkan Azza ngambek mengurung diri di kamar hingga tertidur. Ada usulan untuk menunda pelaksanaan hingga Azza bisa ikut serta, tapi Direktur Proyek memutuskan agar proyek tetap berjalan walaupun tanpa Azza.
Kreativitas
Meski secara tampilan fisik, proyek ini masih jauh dari sempurna. Namun seluruh anak berusaha berkreasi maksimal, mulai dari menentukan media yang akan dipakai, detil hiasan, hingga cara menulis. Juga penggunaan warna pada tulisan yang sebisa mungkin mewakili tiap perasaan.
Kamis, 17 September 2020
Anakku, Sang Pelajar Pancasila
Kemarin, saya mengikuti forum diskusi daring bersama Pusat Pengembangan Karakter Kemendikbud. Forum ini bermuatan sosialisasi terhadap pembinaan karakter pelajar yang ingin dicapai oleh Kemendikbud. Ada enam kriteria Pelajar Pancasila yang diinginkan Kemendikbud, yaitu;
- Beriman bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia
- Mandiri
- Bernalar kritis
- Kebhinekaan global
- Bergotong royong
- Kreatif.
Sebagai seorang ibu sekaligus guru di sekolah formal, tentu saja saya pun menginginkan semua anak dan murid-murid saya tumbuh menjadi pribadi dewasa dengan memiliki karakter Pancasila tersebut. Sebelum membina para siswa di sekolah, tentu saja saya berkewajiban untuk mebina terlebih dulu anak kandung di rumah. Ternyata sudah terbentuk budaya dalam keluarga saya yang mendukung penanaman karakter Pelajar Pancasila.
Shalat Berjamaah
Sebagai keluarga muslim, maka
ritual shalat wajib lima kali dalam sehari adalah bagian dari rutinitas kami. Ada
tiga waktu shalat dimana kami menyempatkan untuk melakukan dengan berjamaah,
yaitu di waktu subuh, magrib dan isya. Setelah magrib menunggu isya pun
biasanya kami manfaatkan untuk membaca Qur’an bersama. Jam tersebut juga
menjadi masa tanpa gawai di rumah. sehingga menjadi waktu berkualitas bagi kami
untuk membangun kelekatan keluarga.
Peraturan Berorientasi Surga
Banyak aturan dalam rumah kami
yang berlandaskan sisi agamis. Salah satunya adalah kesepakatan untuk
membersihkan kamar mandi bersama. Landasan dasar dari aturan ini adalah bahwa
menurut hadist, kebersihan itu bagian dari iman. Kami sepakat bahwa setiap kali
masuk kamar mandi, seluruh warga rumah wajib menyikat lantai kamar mandi. Selain
untuk menjaga kebersihan dan keselamatan pemakai kamar mandi agar lantai tidak
licin berlumut, ada pula aspek ibadah berpahala dari aksi sederhana ini. Karena
itu, kemudian saya menempelkan aturan tersebut pada dinding kamar mandi, bertuliskan:
CALON AHLI SURGA SELALU SIKAT LANTAI KAMAR MANDI SELAMA 1 MENIT SEBELUM
KELUAR.
Musyawarah Keluarga
Semua peraturan di rumah kami selalu berdasarkan kesepakatan bersama melalui forum musyawarah keluarga yang rutin dilakukan. Semua anggota keluarga bebas mengungkapkan keluhan, juga bebas memberi pendapat atau ide saat musyawarah berlangsung. Dalam forum ini, kami bergotong royong di ranah kognisi untuk memecahkan bersama semua masalah yang dirasakan oleh seluruh anggota keluarga. Musyawarah ini juga sangat membantu untuk melatih kreativitas berpikir dan nalar kritis anak. Juga membiasakan anak untuk menerima berbagai kebhinekaan pendapat dan perasaan yang bisa jadi berbeda-beda untuk satu topik bahasan yang sama.
Calon Pemimpin
Dalam tiap ajang musyawarah
keluarga, seluruh anggota keluarga hingga anak terkecil akan bergantian menjadi
pimpinan musyawarah. Tiap anggota keluarga akan berlatih untuk memimpin dan
dipimpin oleh yang lain. Juga belajar menempatkan diri sesuai porsi, misalnya saja
bagaimana harus menurunkan ego saat musyawarah ternyata dipimpin oleh si adik
bungsu yang secara usia jauh lebih muda.
Tim Keluarga
Sebagai Ibu Rumah Tangga tanpa asisten di
rumah, maka membentuk anak-anak menjadi bagian dari Tim Kerja Keluarga adalah
pilihan terbaik yang bisa saya lakukan. Semua pekerjaan domestik rumah tangga
dikerjakan bersama tanpa membedakan gender anak laki atau perempuan. Setiap anak
memiliki jadwal menyapu, mengepel rumah, juga jadwal untuk mencuci baju mereka
sendiri. Selain untuk membentuk kemandirian, budaya gotong royong pun makin
terasah. Bahkan menentukan menu masak pun kami lakukan bergiliran.
Minggu, 30 Agustus 2020
Belajar Bersuara dalam Demokrasi Digital Kelas
Kebebasan bersuara dalam memilih pemimpin merupakan salah satu karakter positif yang harus ditanamkan sejak dini, yaitu karakter mampu mengambil keputusan bagi diri sendiri. Hal ini umumnya sudah mulai dilatih sejak kecil dalam ruang-ruang kelas sekolah.
Biasanya, warga kelas akan memilih beberapa orang siswa sebagai calon pengurus kelas. Kemudian seluruh siswa sekelas dapat menyalurkan suara melalui gulungan kertas kecil. Hasil pemilihan kemudian dilihat dan dihitung bersama.
Tentunya semua agenda rutin yang mengawali tahun ajaran baru tersebut berlangsung secara tatap muka fisik. Namun tahun ajaran baru saat ini sangat berbeda dibanding sebelumnya. Akibat pandemi global, seluruh kegiatan belajar pun beralih menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Termasuk kegiatan pemilihan ketua kelas di awal tahun ajaran kali ini pun berlangsung virtual. Dengan memanfaatkan media teknologi melalui beragam aplikasi. Salah satu yang termudah adalah dengan menggunakan google form.
Wali kelas dapat membuat tautan polling digital. Setiap siswa hanya membutuhkan waktu tak sampai satu menit untuk memilih calon ketua kelas yang disukainya. Hasilnya pun dapat langsung terlihat dalam hitungan detik setelah seluruh siswa menggunakan hak pilihnya.
Namun pemilihan ketua kelas secara digital ini ternyata juga memunculkan tantangan lain. Banyak siswa yang belum saling mengenal, bahkan belum pernah bertatap muka dengan teman sekelas. Terutama bagi siswa baru di tingkat kelas termuda di sekolah. Hal ini menjadi tantangan tersendiri.
Para siswa belum memahami karakter teman-teman sekelasnya. Padahal biasanya, berbagai karakter yang tampak akan menjadi salah satu acuan untuk mencalonkan teman sekelas menjadi pengurus kelas. Sebagai wali kelas 7, saya berupaya menyiasati kendala ini dengan satu cara.
Saya berupaya memancing inisiatif siswa untuk mengajukan diri sendiri. Siapa pun yang merasa siap dan sanggup menjadi pengurus kelas, bisa mengajukan diri menjadi calon pengurus kelas. Dan tidak boleh seorang pun yang mengajukan nama temannya.
Mengingat bersikap percaya diri dan berani untuk mengajukan diri seperti ini belum menjadi budaya yang lumrah terjadi di masyarakat kita, maka saya sangat mengapresiasi tiga orang siswa yang berani maju dan siap menjadi pengurus kelas.
Setelah muncul nama-nama calon pengurus kelas, kemudian diberi kesempatan untuk berkampanye mempromosikan dirinya. Menyampaikan segala aspirasinya, agar teman-teman sekelas dapat lebih mengenal karakter para kandidat calon ketua kelas. Tentu saja segala bentuk kampanye ini berlangsung secara virtual. Melalui teks terketik yang disebarkan melalui grup kelas di aplikasi percakapan.
Sesudah kampanye virtual berlangsung, saya segera membuat dan memberikan tautan untuk memilih salah satu kandidat. Dan segera mengumumkan hasilnya tak lama setelah seluruh siswa di kelas menggunakan hak pilihnya.
Azas langsung, umum, bebas dan rahasia amat sangat terpenuhi dalam kegiatan pemilihan ketua kelas digital ini. Lebih minim peluang seorang siswa untuk mempengaruhi pilihan siswa yang lain. Sebab tiap warga kelas berada di rumah masing-masing.
Dalam demokrasi digital ini, para siswa juga tak hanya berlatih menggunakan hak pilih mereka dan belajar mengambil keputusan sendiri. Momen ini juga melatih keberanian siswa untuk mampu tampil percaya diri mengajukan diri sendiri menjadi calon pengurus kelas tanpa rasa malu-malu kucing. Orasi kampanye virtual juga melatih kemampuan komunikasi verbal mereka
Ternyata banyak sikap dan karakter positif yang dapat dikembangkan pada siswa melalui pemilihan ketua kelas digital sederhana ini. Dengan durasi hanya sekian menit, kegiatan ini memberi manfaat yang cukup bermakna.
Rabu, 17 Juni 2020
Let's Read: Membaca Sejak 1000 Hari Pertama Kehidupan
![]() |
Sumber: freepik.com |
![]() |
Cukup satu halaman per hari |
![]() |
Imajinasi gambar salah satu anak |
![]() |
Sumber: Aplikasi Let's Read |
![]() |
Pilihan bahasa di aplikasi Let's Read |
Lembar aktivitas menterjemahkan kata demi kata |
![]() |
Salah satu ragam pilihan bahasa pengantar cerita di situs Let's Read |
Mengenai Saya
Artikel Populer
-
Dari sekian banyak program dan proyek pendidikan keluarga dalam keluarga kecil kami, salah satunya adalah: magang atau belajar kerja. Atur...
-
❓❓The Power of Asking ❓❓ Belajar bagi anak-anak seringkali identik dengan beban, kegiatan membosankan, monoton, dan tanggungjawab serta ...
-
Kebebasan bersuara dalam memilih pemimpin merupakan salah satu karakter positif yang harus ditanamkan sejak dini, yaitu karakter mampu menga...
-
Hari Minggu 5 Maret 2018 lalu, kami bermusyawarah dan mufakat dalam rangka merevisi jadwal cuci baju bagi seluruh anggota keluarga. P...
-
Cakupan Kekerasan Berbasis Gender Berbicara tentang Kekerasan Berbasis Gender, tentunya tak lepas dari sosok kaum perempuan yang kerap menja...